Informasi Konferensi Asia Afrika
DEMAM batu akik yang melanda Indonesia belakangan ini memberikan ide bagi Walikota Bandung Ridwan Kamil menjadikannya sebagai cinderamata bagi delegasi Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Sedikitnya 109 liontin akan disiapkan sebagai cinderamata KAA, yang terbuat dari batu akik Pancawarna Garut dan batu akik raja-raja Sukabumi.
“Yang liontin dari batu akik pancawarna akan diberikan kepada isteri-isteri kepala negara, sedangkan kepala negara akan dihadiahi batu akik raja-raja Sukabumi yang memang sudah terkenal saat ini,” kata Ridwan dalam kesempatan di Command Centre, minggu lalu.
Ridwan mengungkapkan, saat ini sudah sekitar 80-an liontin yang sudah siap, dan diharapkan sisanya sudah selesai sebelum peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 24 April 2015.
Tim dari Kabupaten Garut sudah memesan ke pengrajin batu akik pilihan, agar liontin yang diberikan tidak sampai mengecewakan tamu negara. Setelah jadi, nilai masing-masing liontin batu pancawarna ini bisa berharga 5 kali dari harga bahan bakunya.
“Warga Jawa Barat akan turut berbangga, karena batu Pancawarna akan diberikan sebagai cinderamata kepada Ibu kepala Negara dari delegasi KAA,” imbuhnya.
Batu pancawarna diproses menjadi 109 liontin, sesuai jumlah negara yang diundang menghadiri KAA. Batu tersebut merupakan sumbangan dari Koperasi Lasminingrat.
Ridwan berharap, cinderamata ini menjadi kenangan manis yang tidak terlupakan tentang ke elokan khasanah Indonesia.
Untuk pembuatan souvenir liontin bagi 109 isteri kepala negara, disediakan sekitar 60 kg bahan baku batu pancawarna seharga Rp 300 juta dari Gunung Kencana, Desa Sukarame, Kecamatan Caringin, Garut Selatan, Jawa Barat.
Batu garut pancawarna ini dipilih karena penampilannya yang cantik ketika sudah digosok.
Proses pengerjaan batu ini pun melalui beberapa tahapan. Tahapan itu adalah pembelahan bongkahan batu, pemotongan batu, pengepingan, pembodian, penggosokan, dan pemolesan hingga mengilap.
Berbeda dengan jenis batu dari daerah lain, batu pancawarna Garut berasal dari fosil kayu yang tertimbun jutaan tahun silam di perut bumi. Warna-warna pada batu bisa membentuk lukisan abstrak menyerupai hewan manusia huruf serta bentuk lain.(Tri/berbagai sumber)
0 comments
Post a Comment